19 juni 6 bulan 27 juni 1 bulan 19 juni 6 bulan 19 juni 6 bulan 19 juni 6 bulan 19 juni 6 bulan Obat Kuat 29 juni
Obat Kuat

cerita Dewasa paling hot | ML di pulau terpencil

kumpulan cerita dewasa hot, cerita dewasa seru, cerita ngentot, cerita ML, cerita sexs seks,dan cerita dewasa terbaru update terbaru dari www.alamatkonyol.blogspot.com

cerita ML paling hot | ngentot di pulau terpencil


Pesta Seks di Pulau Terpencil. Teman2ku, Sintia dan Dina mengajak aku ke pulau, nginep semalem. Mereka akan membawa pasangan masing2, sedang aku gak punya pasangan. “Nanti di pulau ada senior trainer untuk snorkeling dan diving, orangnya 40an, ganteng dan tegap badannya. Tipe kamu banget deh Nes. Kamu bisa partneran sama dia”, kata Dina. “Iya, kalo gak aku bengong, sedang kalian berdua asik dengan pasangan masing2″, jawabku. Ketika di Marina Ancol setelah makan siang, aku dikenalkan Dina dengan mas Anto, trainer yang dia sebutkan itu.

Orangnya ganteng juga dan perawakannya tegap, maklumlah untuk olahraga air seperti itu perlu stamina yang tinggi, apalagi dia harus mengajari orang yang akan melakukan diving, kalo snorkeling katanya relatif mudah. “Mas, staf pulau ya”, kataku membuka pembicaraan, ketika speedboat meluncur meninggalkan Marina. “Oh enggak, aku hanya bantu pulau untuk acara diving dan snorkeling. Kalo ada permintaan, pulau akan kontak aku. Ines senang diving?” “Belon pernah mas, susah ya kalo mo diving. Temenku juga pada belon pernah diving”. “Kalo gitu kita snorkeling aja, gak susah kok, cuma ngambang sambil menikmati panorama bawah laut. Di pulau ada lokasi yang sangat indah untuk snorkeling. Kalo mau diving sedikit sambil snorkeling juga bisa, gak dalem kok lautnya”. “Kalo diving kan butuh peralatan, mas”. “Gak usah, dilokasi snorkeling lautnya gak dalem, tahan napas sebentar bisa kok nyilem sedikit. Nanti deh aku ajari”. Cuaca sangat cerah, laut sepertinya tanpa ombak sehingga perjalanan menuju ke pulau tanpa hambatan apa2. Sesampai di pulau ke 2 temanku langsung cek in ke cottage masing2 dengan pasangannya. Kami mendapatkan cottage yang terapung di laut, letaknya agak berjauhan. Aku dapat cottage yang paling menjorok ke laut. Segera aku cuma mengenakan bikini ku karena mas Anto sudah menunggu untuk snorkeling. Mas Anto membelalak melihat bodiku yang tertutup bikini yang minim itu. Toketku seakan mau tumpah dari bra bikiniku yang aga kekecilan. “Nes kamu seksi amat”. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
Dia memberiku kacamata snorkeling yang ada perati untuk bernapas. aku gak tau ke2 temanku lagi ngapain sama pasangannya. Mula2 kita latihan dulu di kolam renang untuk membiasakan diri dengan kacamata snorkeling itu dan sepatu kataknya. “Kamu mau diving sedikit gak Nes, kalo mau gak usah pake pelampung”. “Iya deh mas, mau. Gak dalem kan lautnya”. “Temen2 kamu gak mau ikutan snorkeling”. “Gak tau pada kemana, kalo udah sama cowoknya masing2 ya asik sendiri lah, Ines sama mas aja, gak punya cowok sih”. “Masak sih, kamu kan cantik, seksi lagi, masak gak ada cowok yang mau, aku aja mau kok”.
Dia mulai menggodaku. Aku hanya tersenyum mendengar celetukan usilnya. Kami mulai latihan di kolam renang. Setelah aku terbiasa dengan kaca mata itu, aku diajaknya ke lokasi diantar dengan speedboat pulau. Sampai dilokasi, aku langsung nyebur ke laut ditemani mas Anto, sedang speedboat kembali ke pulau, dijanjikan akan dijemput lagi setelah kami puas ber snorkeling.
Pemandangan bawah airnya indah sekali, jauh lebih indah katimbang ngeliat di akuarium laut. Tidak puas hanya snorkeling saja, mas Anto mengajakku sedikit diving. Aku diajarinya sebentar untuk bagaimana menahan napas, kemudian kami menyelam. Aku bisa lebih dekat dengan objek yang kulihat dari permukaan. Karena gak bisa menahan napas lama, sebentar2 aku harus kepermukaan untuk menahan napas. Tapi menyenangkanlah bersama mas Anto di laut.
Mas Antopun mulai usil, beberapa kali toketku sengaja digesek dengan lengannya. Aku kembali tersenyum membiarkan. Dia makin berani, toketku malah dirabanya. “Nes, kamu napsuin deh”, katanya to the point. “Masak sih mas napsu ngeliat Ines”. “Iya lah Nes, toket kamu montok banget, aku pengen ngeremes jadinya”, katanya sambil langsung meremes toketku. “Mas…”, keluhku. “Tuh yang jemput sudah dateng”. Aku gak tau berapa lama, kita main2 dilaut, tapi kayanya matahari sudah condong ke barat ketika kami sampai di pulau.
Mas Anto mengajakku ke kolam renang lagi untuk main air. Di kolam renang, Dina dan Sintia sedang main air juga dengan pasangannya masing2, mereka juga pake bikini yang seksi. Terutama Dina yang toketnya paling besar dari kami bertiga. Cowoknya tanpa sungkan meremas2 toket Dina, Dina hanya cekikikan aja. Juga Sintia yang diremas2 oleh cowoknya. Karena kami ke pulau ketika week day, maka di pulau tidak ada tamu lain selain kita. “Darimana Nes”, tanya Sintia.
“Aku snorkeling sama mas Anto, asik deh”. “Kok gak ngajak2″, protes Dina. “Aku nunggu kalian gak keluar2 dari cottage, makanya ditinggal. Tapi kalo ada kalia malah mengganggu aku dan mas Anto”. Kami main2 dikolam sampe lewat magrib, mas Antopun dengan napsunya meremas2 toketku terus. Aku membalas dengan meremas kon tolnya. Terasa kon tolnya sudah keras sekali dibalik celana pendek gombrongnya. Yang mengejutkanku ukurannya, terasa besar sekali dan panjang, kon tol kesukaanku.
“Mas besar sekali”, bisikku. “Mau ngerasain Nes, belon pernah ya ngerasain yang besar seperti punyaku”, jawabnya sambil berbisik juga. Karena sudah gelap, kami balik ke cottage masing2, mas Anto ikut ke cottageku walaupun pulau menyediakan kamar untuknya diperumahan staf. Dia duduk saja di teras yang menghadap ke laut, sementara aku mandi. Aku mengenakan celana super pendek dan bra bikini. Dia tetap saja memakai celana gombrongnya walaupun basah. Kita langsung menuju ke ruang makan karena perut sudah keroncongan. Kami makan malem sembari ngobrol dan becanda2.
Mas Anto mengelus2 pahaku terus. Paha kukangkangkan. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya pada paha bagian dalam, “Aah”, erangku, karena napsuku mulai naik. “Kenapa Nes, napsu ya”, katanya. “Tangan mas nakal sih”, kataku terengah. “Abis kamu napsuin sih”, jawabnya dengan tetap ngelus2 pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas.
Kini tangannya mulai meraba dan meremes no nokku dari luar celana pendekku, Aku semakin terangsang karena ulahnya, “Aku jadi napsu nih”, bisikku. Baiknya temen2ku sudah selesai makan dan ngajak karaokean. Aku terbebas dari elusan mas Anto. Di ruang karaoke, kami nyanyi2 bergantian. Bosen karaoke, mas Anto minta dvd sama operator karaoke dan memutarnya, ternyata film biru.
Asiknya ceweknya tampang melayu, cowoknya bule. Mereka maennya di kolam renang. Mulai dari ngelus, ngeremes, ngemut sampe akhirnya ngenjot dalam berbagai posisi. Mas anto kembali menggerayangi toketku. Kulihat temen2ku sudah tenggelam dalam pelukan pasangannya masing2. Gak lama kemudian Dina keluar ruang, diikuti dengan Sintia. Pastinya mereka akan meneruskan acara di cottage masing2. Mas Anto berbisik, “Kekamar aja yuk Nes”.
Aku ikut saja ketika tanganku ditariknya, sambil berpelukan kita menuju ke cottageku. Di cottage, mas Anto membereskan teras, dipan yang ada diteras dihampari selimut sebagai alas. Dia mengambil bantal dari kamar dan mematikan lampu teras. Suasana reman2 karena hanya disinari lampu dari kamar. Romantis sekali suasananya karena hanya terdengar demburan ombak dan terasa sekali2 ada angin membelai badan.
Aku berbaring di dipan yang sempit sehingga agak berdesakan dengan mas Anto. Dia terus meremas-remas gundukan di selangkanganku. Aku merespon dengan gerakan pinggulku yang
menekan-nekan tangannya. Perlahan-lahan celana pendekku dilbukanya, aku mengangkat pantatku supaya celana itu mudah dilepaskan. Terasa jarinya mulai menelusuri CDku. Dia meremas kembali gundukan yang kini hanya terlindung oleh cd.
Kemudian jarinya menguak cdku dari samping. Jari
tengahnya dengan trampil mencari belahan no nokku. Jari tengahnya mulai menelusuri kehangatan sekaligus kelembaban di balik jembut keritingku yang lebat. Sampai akhirnya mendarat di i tilku. Daging kecil itu sudah mengeras. Dia segera berkosentrasi pada bagian itu. Aku tidak mampu menahan kenikmatan akibat gelitikan jarinya di i tilku. Aku makin erat memeluknya dan dia makin intensif memainkan jariku di i tilku. Aku tidak bisa memperkirakan berapa lama jarinya bermain di
i tilku. Akhirnya aku mengejang.
Aku nyampe. “Mas, belum apa2 Ines dah nyampe. Hebat ih permainan jarinya mas. Apalagi kon tol mas ya”, kataku terengah. Dia mengangkangkan pahaku dan terasa hembusan napasnya yang hangat di pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit2nya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. “Mas pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya”, kataklu terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah dilepasnya, demikian pula bra bikiniku dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke no nokku yang sudah sangat basah.
Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena rangsangan pada no nokku itu. Lidahnya menyusup ke dalam no nokku dan mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati i tilku. “Ines sudah pengen dien tot”, aku mengerang saking napsunya. Dia menghentikan aksinya, kemudian memelukku dan mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku.
Pelukannya makin erat. Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku, kon tolnya rupanya sudah ngaceng berat. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena remasan dipantatku dan tekanan kon tolnya yang ngaceng itu makin terasa diperutku. “Aah”, lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya dengan penuh napsu juga.
Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah no nokku, “Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik no nokku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku menggeliat2 kegelian. Sementara itu jarinya mulai mengelus2 no nokku yang sudah sangat basah itu dan kemudian kembali menjadikan i tilku sasaran berikutnya.
Digerakkannya jarinya memutar menggesek i tilku. Aku menjadi lemes dipelukannya. “Nes, jembut kamu lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini, padahal baru nyampe”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi. Dia membuka celananya, sekaligus dengan cdnya. Ternyata kon tolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup ditembok teras.
Dia memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 no nokku. no nokku yang sudah sangat licin itu membantu masuknya kon tol besarnya dengan lebih mudah.
Kepala kon tolnya sudah terjepit di no nokku. Terasa sekali kon tolnya sesek mengganjal di
selangkanganku. “Aah, gede banget kon tol mas”, erangku. Mas Anto diam saja, malah terus mendorong kon tolnya masuk pelan2. Aku menggeletar ketika kon tolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan kon tolnya yang besar itu. Pelan2 dia menarik kon tolnya keluar dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kon tolnya makin cepat sehingga
akhirnya dengan satu hentakan kon tolnya nancep semua di no nokku. “Aah, enak banget kon tol mas”, jeritku. “No nokmu juga peret banget Nes. Baru sekali aku ngerasain no nok seperet no nokmu”, katanya sambil mengenjotkan kon tolnya keluar masuk no nokku.
“Huh”, dengusku ketika terasa kon tolnya nancep semua di no nokku. Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. No nokku terasa berdenyut meremes2 kon tolnya yang nancep dalem sekali karena panjangnya. Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kon tolnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kon tolnya di no nokku. “Enak , enjotin yang keras, aah, nikmatnya”, erangku gak karuan. Keluar masuknya kon tolnya di no nokku makin lancar karena cairan no nokku makin banyak, seakan menjadi pelumas kon tolnya. Dia menelungkup dibadanku dan mencium kudukku.
Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa. Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes2 toketku. Sementara itu, kon tolnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat dan keras.
Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2 menggesek pantatku ketika kon tolnya nancep semuanya di no nokku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk makin mgencar mengenjot no nokku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kon tolnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kon tolnya sehingga rasanya kon tolnya nancep lebih dalem lagi di no nokku. “Terus , enjot yang keras, aah nikmat banget deh dien tot mas”, erangku. Dia makin seru saja mengenjot no nokku dengan kon tolnya. Aku tersentak.
Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan kon tolnya pada no nokku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, no nokku mengejang dan “Ines nyampe aah”, teriakku. no nokku berdenyut hebat mencengkeram kon tolnya sehingga akhirnya, kon tolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan.
Terasa banget pejunya yang anget menyembur menyirami no nokku. Kon tolnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Napasku memburu, demikian juga napasnya. “Nes, gak apa2 kan aku ngecret didalem no nok kamu”, katanya. “Gak apa2 kok mas, Ines punya obat biar gak hamil”. Kon tolnya terlepas dari jepitan no nokku sehingga terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku. Dia segera berbaring didipan. “Nes, nikmat banget deh no nok kamu, peret dan empotannya kerasa banget”, katanya. “Mas sudah sering ngen totin abg ya, ahli banget bikin Ines nikmat. “, jawabku sambil menelentangkan badanku disebelahnya. “Paling sama customer yang ngundang aku ke pulau seperti kamu gini. Ya aku milih yang bag lah, kalo sepantaran aku mana asik”, jawabnya.
Mas Anto bangun dan masuk kamar mandi. Dia rupanya sedang membersihkan dirinya karena sejak abis berenang di laut dia belum mandi, sementara aku masih saja telentang di dipan menikmati sisa2 kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi, duduk disampingku yang terkapar telanjang bulat. “Kamu bener2napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede lagi”, katanya. Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. “Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih.
Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini, toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” katanya lagi. Dia berbaring disebelahku dan memelukku, “Nes, aku pengen lagi deh”, katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka lelaki kaya begini, udah kon tolnya gede dan panjang, kuat lagi ngen totnya. Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku.
Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes. Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena napsuku makin memuncak juga. “Aah, mas napsu banget sih, tapi aku suka banget”, erangku. Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser kebawah, keperutku, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang kegelian.
Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 no nokku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik no nokku. “Aah”, aku melenguh saking nikmatnya. Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di no nokku, otomatis kon tolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik no nok dan i tilku dengan lidahnya, kon tolnya kuremes dan kukocok2, keras banget kon tolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan2 i tilku sehingga pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kon tolnya sebab dia segera membalikkan badannya dan menelungkup diatasku, kon tolnya ditancapkannya di no nokku dan mulai ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mas Anto mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget kon tolnya mengisi seluruh ruang no nokku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi enjotan kon tolnya itu.
Cukup lama dia mengenjotkan kon tolnya keluar masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia turun dari dipan
dan duduk di kursi yang ada didekat dipan, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kon tolnya yang masih ngaceng itu masuk ke no nokku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2 kon tolnya mulai ambles lagi di no nokku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya kon tolnya mendesak masuk no nokku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2 pantatku. Aku mulai menaik turunkan badanku
mengocok kon tolnya dengan no nokku.
Dia mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. “Aah, enak banget deh, lebih nikmat dari yang tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok kon tolnya yang terjepit erat di no nokku. No nokku mulai berdenyut lagi meremes2 kon tolnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan kon tolnya sedalam2nya di no nokku sambil mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus mengocok kon tolnya dengan no nokku. Aku memeluk lehernya supaya bisa tetep mengenjot kon tolnya, denyutan no nokku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya, “Nes, empotan no nokmu kerasa banget deh, mau deh aku ngen tot ama kamu tiap hari”.
Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan “Ines nyampe, aah”, teriakku dan kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya. Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa ngen tot lebih lama. “Cape Nes”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku. “He eh”, jawabku singkat.
Pelan mas anto mengangkat badanku dari pangkuannya sehingga aku berdiri, kon tolnya lepas dari jepitan no nokku. kon tolnya masih keras dan berlumuran cairan no nokku. Kembali aku dimintanya nungging didipan, doyan banget dia dengan doggie style. Aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa tertarik karena rangsangan jilatan itu. Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku, diciuminya dan digigitnya pelan.
Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah no nokku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati no nokku dari belakang. Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin menungging dan no nokku terlihat jelas dari belakang. Dia
menjilati no nokku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera dien tot, “nakal deh mas, ayo dong Ines cepetan dien totnya”. Dia berdiri dan memposisikan kon tolnya dibibir no nokku dan dienjotkannya kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia mulai mengenjot no nokku dengan kon tolnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kon tolnya dino nokku.
Jika dia mengejotkan kon tolnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang sehingga menyambut kon tolnya supaya nancep sedalam2nya di no nokku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot no nokku. Dia meremes2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan kon tolnya keluar masuk. “Terus mas, nikmat banget deh”, erangku lagi. Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kon tolnya.
Dengan gerakan memutar, i tilku tergesek kon tolnya setiap kali dia mengenjotkan kon tolnya masuk. Denyutan no nokku makin terasa keras, diapun melenguh, “Nes, nikmat banget empotan no nok kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang, “Aah nikmatnya, Ines nyampeee”. Otot perutku mengejang dan aku ambruk ke dipan karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di dipan dan segera mas Anto menaiki tubuhku yang sudah terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia menancapkan kembali kon tolnya di no nokku. Kon tolnya dengan mudah meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena no nokku masih licin karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe. Dia mulai mengenjotkan lagi kon tolnya keluar masuk. Hebat sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kon tolnya.
Dia terus mengejotkan kon tolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali menciumi bibirku, leherku dan dengan agak membungkukkan badan dia mengemut pentilku. Sementara itu enjotan kon tolnya tetap berlangsung dengan cepat dan keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku, keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah berapa lama dia mengen toti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua tangannya kepunggungku dan menciumku lagi.
Kon tolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutku mengejang lagi, aku
heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi dien tot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kon tolnya. No nokku makin mengedut mencengkeram kon tolnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, “terus mas, yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi”, teriakku. Dia dengan gencarnya mengenjotkan kon tolnya
keluar masuk dan, “Aah Ines nyampe lagi”, aku berteriak keenakan. Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di no nokku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku.
Kami sama2 terkulai lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya ngecret dino
nokku. ” Mas kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama mas. Kapan mas ngen totin Ines lagi”, kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku. “Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngen totin kamu. No nok kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku en tot”, jawabnya memuji.
Kita pindah kedalem kamar. Aku terkapar telanjang karena nikmat dan tak lama lagi tertidur. Paginya aku terbangun karena mas Anto memelukku. Kayanya sarapan pagi bakalan ngerasain kon tolnya lagi keluar masuk no nokku. “Nes, aku pengen ngerasain empotan no nok kamu lagi ya, boleh kan”, katanya. Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulai jongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum, “Hmmmhh… hmmhhh…” dia mendesah-desah.
Setelah puas melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kuciumi dadanya. “Hmmmhhh… aduh Nes enak ..” rintihnya. Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya , kon tolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, “Ahhhhh… Hhhh….Hmmhmh… Ohhh …” dia cuman bisa mendesah doang. Kon tolnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meemas-remas rambutku saking enaknya, “Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kon tolnya, kemudian aku bilang, “sekarang giliran mas yach?” Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku, kemudian leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya.
“Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku. Dia langsung menciumi no nokku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati no nok dan i tilku. “Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot no nokku yang sudah mulai basah itu. “Ahhhh… Enak …”, desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan kon tol besarnya di no nokku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake kon tol.
Pelan-pelan dia memasukkan kon tolnya ke dalam no nokku. dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh kon tolnya dalam no nokku. “Uh… uhhh….aahh…nikmat banget” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan kon tolnya dalam no nokku. Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kon tolnya di no nokku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe, “Ah…Ines sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan kon tolnya dino nokku, “Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah.
Enjotan kon tolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, “Ines nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa no nokku berdenyut2 meremas kon tolnya sehingga diapun menyodokkan kon tolnya dengan keras, “Nes, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yang deres dino nokku. Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku.
Habis makan pagi, kita siap2 untuk kembali ke Marina

Pemerkosaan 3 orang Gadis

Cerita Dewasa | diperkosa 3 orang gadis

kumpulan cerita dewasa hot, cerita dewasa seru, cerita ngentot, cerita ML, cerita sexs seks,dan cerita dewasa terbaru update terbaru dari www.alamamatkonyol.blogspot.com


Pemerkosaan 3 orang Gadis


Diperkosa Tiga Orang Gadis

Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.

Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.

Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.

Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.
"Lagi ada yang ditunggu?", tegurnya tiba-tiba.
Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.
"Tidak.., Eh, kamu sendiri..?", aku balik bertanya.
"Sama, aku juga sendirian", jawabnya singkat.

Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.
"Jalan-jalan yuk..", ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.
"Kemana?", tanyaku ikut berdiri.
"Kemana saja, dari pada bengong di sini", sahutnya.

Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.
"Eh, nama kamu siapa..?", tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
"Angga", sahutku.
"Akh.., kayak nama perempuan", celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.
"Kalau aku sih biasa dipanggil Ria", katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.
"Nama kamu bagus", aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.
"Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku",� katanya meminta.

Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.
"Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?", ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.
"Boleh", sahutku.

Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.

Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.
"Mobilku di parkir disana..", katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyak terparkir.
"Kamu bawa mobil..?", tanyaku heran.
"Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum", katanya beralasan.
"Kamu sendiri..?"
Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.
"Ikut aku yuk..", ajaknya langsung.

Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

"Ayo..", Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
"Tunggu sebentar ya..", kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

"Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini", kata Ria tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosnya.

Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.
"Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian..?", aku membentak kaget.

Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.

Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.

Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya.

Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.

Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu.

Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.

Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.
"Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan", katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.

Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.
"Bapak ini siapa?", tanyaku
"Saya pengurus rumah ini", sahutnya.
"Lalu, ketiga gadis itu..", tanyaku lagi.
"hh.., Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak..", katanya dengan nada sedih.
"Bapak kenal dengan mereka?", tanyaku.
"Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi", katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Mission Impossible 4: Ghost Protocol (2011) BluRay 720p 900MB Ganool

http://majalahkonyol.blogspot.com/2013/02/mission-impossible-4-ghost-protocol.htmlInfo: http://www.imdb.com/title/tt1229238/
Release Date: 16 December 2011 (Indonesia)
Genre: Action | Adventure | Thriller
Stars: Tom Cruise, Jeremy Renner and Paula Patton
Quality: BluRay 720p
Encoder: Agoes@Ganool
Source: 720p BluRay x264-SPARKS
Release Info: NFO
Subtitle: Indonesia, English
Sinopsis:

The IMF is shut down when it’s implicated in the bombing of the Kremlin, causing Ethan Hunt and his new team to go rogue to clear their organization’s name. 







Watch Trailer
Screenshot
http://majalahkonyol.blogspot.com/2013/02/mission-impossible-4-ghost-protocol.html
Download Mission Impossible 4: Ghost Protocol (2011) BluRay 720p 900MB Ganool

                                                             Total Size 900 MB (.mkv)
                                                                Password=ganool.com
                                                              Download From Tinypaste



cerita porno ML dengan Anak ABG SMA yang Nakal

kumpulan cerita dewasa hot, cerita dewasa seru, cerita ngentot, cerita ML, cerita sexs seks,dan cerita dewasa terbaru update terbaru dari www.alamatkonyol.blogspot.com

cerita porno ML dengan Anak ABG SMA yang Nakal


Anak ABG SMA yang Nakal


Namaku adalah Andi (bukan nama yang sebenarnya), dan aku kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung. Aku berasal dari luar daerah dan aku tinggal di kost. Aku pun termasuk orang yang berada, serta sangat menjalankan keagamaan yang kuat. Apalagi untuk mencoba narkoba atau segala macam, tidak deh. Kejadian ini bermula pada waktu kira-kira 4 bulan yang lalu. Tepatnya hari itu hari Selasa kira-kira jam 14:12, aku sendiri bingung hari itu beda sekali, karena hari itu terlihat mendung tapi tidak hujan-hujan. Teman satu
kostan-ku mengatakan kepadaku bahwa nanti temanya anak SMU akan datang ke kost ini, kebetulan temanku itu anak sekolahan juga dan hanya dia yang anak SMU di kost tersebut.

Setelah lama menunggu akhirnya orang yang ditunggu datang juga, kemudian temanku langsung mengajaknya ke tempat kamarku yang berada di lantai atas. Akhirnya aku dikenali sama perempuan tersebut, sebut saja namanya Ria. Lama-lama kami ngobrol akhirnya baru aku sadari bahwahari menjelang sore. Kami bertiga bersama dengan temanku nonton TV yang ada di kamarku. Lama-lama kemudian temanku pamitan mau pergi ke tempat temannya, katanya sih ada tugas.

Akhirnya singkat cerita kami berdua di tinggal berdua dengan Ria. Aku memang tergolong cowok yang keren, Tinggi 175 cm, dengan berat badan 62 kg, rambut gelombang tampang yang benar-benar cute, kata teman-teman sih. Ria hanya menatapku tanpa berkedip, akhirnya dia memberanikan diri untuk menggelitikku dan aku tidak tahu darimana dia mengetahui kelemahanku yang sangatvital itu kontan saja aku langsung kaget dan balik membalas serangan Ria yang terus menerus menggelitikiku. Lama kami bercanda-canda dan sambil tertawa, dan kemudian diam sejenak seperti ada yang lewat kami saling berpandang, kemudian tanpa kusadari Ria mencium bibirku dan aku hanya diam kaget bercampur bingung.

Akhirnya dilepaskannya lagi ciumannya yang ada di bibirku,
aku pun heran kenapa sih nih anak? pikirku dalam hati. Ria
pun kembali tidur-tiduran di kasur dan sambil menatapku
dengan mata yang uih… entah aku tidak tahu mata itu
seolah-olah ingin menerkamku. Akhirnya dia melumat kembali
bibirku dan kali ini kubalas lumatan bibirnya dengan
hisapan-hisapan kecil di bibir bawah dan atasnya. Lama
kami berciuman dan terus tanpa kusadari pintu kamar belum
tertutup, Ria pun memintaku agar menutup pintu kamarku,
entah angin apa aku hanya nurut saja tanpa banyak protes
untuk membantah kata-katanya.

Setelah aku menutup pintu kamar kost-ku Ria langsung
memelukku dari belakang dan mencumbuku habis-habisan.
Kemudian kurebahkan Ria di kasur dan kami saling berciuman
mesra, aku memberanikan diri untuk menyentuh buah dadanya
Ria yang kira-kira berukuran berapa ya…? 34 kali, aku
tidak tahu jelas tapi sepertinya begitu deh, karena baru
kali ini aku menuruni BH cewek. Dia mengenakan tengtop dan
memakai sweater kecil berwarna hitam. Aku menurunkan
tengtop-nya tanpa membuka kutangnya. Kulihat buah dada
tersebut… uih sepertinya empuk benar, biasanya aku
paling-paling lihat di BF dan sekarang itu benar-benar
terjadi di depan mataku saat ini.

Tanpa pikir panjang, kusedot saja buah dada Ria yang kanan dan yang kirinya aku pelintir-pelintir seperti mencari gelombang radio. Ria hanya mendesah, “Aaahhh… aaahhh… uuhhh…”Aku tidak menghiraukan gelagat Ria yang sepertinya benar-benar sedang bernafsu tinggi. Kemudian aku pun kepingin membuka tali BH tengtop-nya. Kusuruh Ria untuk jongkok dan kemudian baru aku melihat ke belakang Ria, untuk mencari resliting kutangnya. Akhirnya ketemu juga dan gundukan payudara tersebut lebih mencuat lagi karena Ria yang baru duduk di bangku SMU kelas 2 dengan paras yang aduhai sehingga pergumulan ini bisa terjadi. Dengan rakusnya kembali kulumat dada Ria yang tampak kembali mengeras, perlahan-lahan ciumanku pun turun ke bawah ke perut Ria dan aku melihat celana hitam Ria yang belum terbuka dan dia hanya telanjang dada.

Aku memberanikan diri untuk menurunkan celana panjang Ria, dan Ria pun membantu dengan mengangkat kedua pinggulnya. Ria pun tertawa dan berkata, “Hayo tidak bisa dibuka, soalnya Ria mempunyai celana pendek yang berwarna hitam satu lagi…” ejek Ria sambil tersenyum girang.Aku pun dengan cueknya menurunkanya kembali celana tersebut, dan kali ini barulah kelihatan celana dalam yang berwarna cream dan dipinggir-pinggirnya seperti ada motif bunga-bunga, aku pun menurunkanya kembali celana dalam milik Ria dan tampaklah kali ini Ria dalam keadaanbugil tanpa mengenakan apapun. Barulah aku melihat pemandangan yang benar-benar terjadi karena selama ini aku hanya berani berilusi dan nonton tidak pernah berbuat yang sebenarnya.

Aku pandangi dengan seksama kemaluan Ria dengan seksama yang sudah ditumbuhi bebuluan yang kira-kira panjangnya hanya 2 cm tapi sedikit, ingin rasanya mencium dan mengetahui aroma kemaluan Ria. Aku pun mencoba mencium perut Ria dan pusarnya perlahan tapi pasti, ketika hampir mengenai sasaran kemaluannya Ria pun menghindari dan mengatakan, “Jangan dicium memeknya akh.. geliii…” Ria

mengatakan sambil menutup rapat kedua selangkangannya.Yah, mau bagaimana lagi, langsung saja kutindih Ria, kucium-cium sambil tangan kiriku memegang kemaluan Ria dan berusaha memasukkanya ke dalam selangkangan Ria. Eh, Ria berontak iiihhh… ge.. li..” ujar Ria. Tahu-tahu Ria mendorong badanku dan terbaliklah keadaan sekarang, aku yang tadinya berada di atas kini berubah dan berganti aku yang berada di bawah, kuat sekali dorongan perempuan yang berbobot kira-kira 45 kg dengan tinggi 160 cm ini, pikirku dalam hati. “Eh… buka dong bajunya! masak sih Ria doang yang bugil Andinya tidak…?” ujar Ria sambil mencopotkanbaju kaos yang kukenakan dan aku lagi-lagi hanya diam dan menuruti apa yang Ria inginkan.

Setelah membuka baju kaosku, tangan kanan Ria masuk ke dalam celana pendekku dan bibirnya sambil melumat bibirku. Gila pikirku dalam hati, nih cewek kayaknya sdah berpengalaman dan dia lebih berpengalaman dariku.
Perlahan-lahan Ria mulai menurunkan celana pendekku dan muncullah kemaluanku yang besarnya minta ampun (kira-kira 22 cm). Dan Ria berdecak kagum dengan kejantananku, tanpa basa-basi Ria memegangnya dan membimbingnya untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya Ria, langsung saja kutepis dan tidak jadi barang tersebut masuk ke lubang kemaluan Ria. “Eh, jangan dong kalau buat yang satu ini, soalnya gue belum pernah ngelakuinnya…” ujarku polos. “Ngapain kita udah bugil gini kalau kita tidak ngapa-ngapain, mendingan tadi kita tidak usah buka pakaian segala,” ujar Ria dengan nada tinggi.

Akhirnya aku diam dan aku hanya menempelkan kemaluanku di
permukaan kemaluan Ria tanpa memasukkanya. “Begini aja
ya…?” ujarku dengan nada polos. Ria hanya mengangguk dan
begitu terasanya kemaluanku bergesek di bibir kemaluan Ria
tanpa dimasukkan ke dalam lubang vaginanya milik Ria, aku
hanya memegang kedua buah pantat Ria yang montok dan
secara sembunyi-sembunyiaku menyentuh bibir kemaluan Ria,
lama kami hanya bergesekan dan tanpa kusadari akhirnya
kemaluanku masuk di dalam kemaluan Ria dan Ria
terus-terusan menggoyang pantatnya naik-turun.Aku kaget
dan bercampur dengan ketakutan yang luar bisa, karena
keperawanan dalam hal ML yang aku jaga selama ini akhirnya
hilang gara-gara anak SMU. Padahal sebelum-sebelumnya
sudah ada yang mau menawari juga dan dia masih perawan
lebih cantik lagi aku tolak dan sekarang hanya dengan anak
SMU perjakaku hilang.

Lama aku berpikir dan sedangkan Ria hanya naik-turun
menggoyangkan pentatnya semenjak aku melamun tadi, mungkin
dia tersenyum puas melihat apa yang baru dia lakukan
terhadapku. Yach, kepalang tanggung sudah masuk, lagi nasi
sudah jadi bubur akhirnya kugenjot juga pantatku
naik-turun secara berlawanan dengan yang dilakukan Ria,
dan bunyilah suara yang memecahkan keheningan, “Cplok..
cplok… cplok…” Ria mendesah kenikmatan karena
kocokanku yang kuat dilubang vaginanya. Lama kami berada
di posisi tersebut, yaitu aku di bawah dan dia di
atas.akhirnya aku mencoba mendesak Ria agar dia mau
mengganti posisi, tapi dorongan tangannya yang kuat
membatalkan niatku, tapi masa sih aku kalah sama cewek,
pikirku. Kudorong ia dengan sekuat tenagaku dan akhirnya
kami berada di posisi duduk dan kemaluanku tetap berdiri
kokoh tanpa dilepas. Ria tanpa diperintah menggerakkan
sendiri pantatnya, dan memang enak yah gituan, pikirku
dalam hati. Tapi sayang tidak perawan.

Akhirnya kudorong lagi Ria agar dia tiduran telentang dan
aku ingin sekali melihat kemaluanku yang besar membelah
selangkangan kemaluan Ria, makanya aku sambil memegang
batang kemaluanku menempelkannya di lubang kemaluan Ria
dan “Bless…” amblaslah semuanya. Kutekan dengan semangat
“45″ tentunya karena nasi sudah hancur. Kepalang tanggung
biarlah kuterima dosa ini, pikirku. Dengan ganasnya dan
cepat kuhentakkan kemaluanku keras-keras di lubang
kemaluan Ria dan kembali bunyi itu menerawang di ruangan
tersebut karena ternyata lubang kemaluan Ria telah banjir
dengan air pelumasnya disana, aku tidak tahu pasti apakah
itu spermanya Ria, apakah hanya pelumasnya saja? dan Ria
berkata,
“Loe.. udah keluar ya…?” ujarnya.
“Sembarangan gue belom keluar dari tadi..?” ujarku dengan
nada ketus.
Karena kupikir dia mengejekku karena mentang-mentang aku
baru pertama kali beginian seenaknya saja dia menyangka
aku keluar duluan. Akhirnya lama aku mencumbui Ria dan aku
ingin segera mencapai puncaknya.

Dengan cepat kukeluarkan kemaluanku dari lubang
kemaluannya dan kukeluarkan spermaku yang ada diperutnya
Ria, karena aku takut kalau aku keluarkan di dalam
vaginanya aku pikir dia akan hamil,kan berabe. Aku baru
sekali gituan sama orang yang yang tidak perawan malah
disuruh tanggung jawab lagi. Gimana kuliahku! Ria
tersenyum dengan puas atas kemenangannya menggodaku untuk
berbuat tidak senonoh terhadapnya. Huu, dasar nasib, dan
semenjak saat itu aku sudah mulai menghilangkan kebiasaaan
burukku yaitu onani, dan aku tidak mau lagi mengulang
perbuatan tersebut karena sebenarnya aku hanya mau
menyerahkannya untuk istriku seorang. Aku baru berusia 21
tahun saat ini. Aku nantikan keritik dan saran dengan apa
yang terjadi denganku saat inidan itu membuatku shock

Download Film Gratis | Project X (2012)

Update film Terbaru versi alamatkonyol.blogspot.com yang berjudul 
Project X (2012) | silahkan download gratis di link di bawah..
Download Film Gratis | Project X (2012)
BluRay 720p 650MB EXTENDED
Genre: Comedy
Runtime: 01:28:00
Release Date: 2 March 2012 (USA)
Movie Producer:
Stars: Thomas Mann, Oliver Cooper and Jonathan Daniel Brown
Country: USA
iMDB Rating: 6.5



Download Movies
Password
hnmovies.com
Subtitles

CERITA SELINGKUH : ISTRI BERDUAAN DI KAMAR DENGAN PRIA LAIN


Cinta lama bersemi kembali istilah kerennya CLBK begitulah yang saat ini dialami Ac, hingga ia nekad selingkuh dengan mantan pacarnya semasa duduk di bangku SMA dulu, sebut saja Ah, warga Pontianak Utara.

Keduanya tertangkap basah dalam kamar oleh adik iparnya, Lilimoi, Kamis malam kira-kira jam sembilan. Saat itu suami Ac, Lie Sie Fa berumur 36 tahun warga Gang Selat Karimata, Siantan Tengah, tidak ada di rumah karena berangkat kerja.

 "Waktu itu saya tidak ada di rumah karena udah berangkat kerja,” kata Lie Sie Fa. Ia sendiri baru mengetahui istrinya itu berduan dalam kamar bersama pria lain, setelah dihubungi oleh adiknya, Lilimoi. ”Saya tahunya dari adik saya,” akunya.
Setelah menerima telepon dari adiknya, Lie bergegas pulang. Setiba di rumahnya, Lie terkejut karena di rumahnya sudah banyak orang dan ditambah lagi ada ribut-ribut. Di rumahnya, Lilimoi menceritakan apa yang terjadi sewaktu dirinya bekerja. "Saat itu adik saya melihat istri saya berduan di kamar bersama Ah" tutur Lie.

Saat itu juga di kediaman Lie terjadi keributan. Keluarga Lie yang kesal dengan perbuatan yang dilakukan Ac, sempat melayangkan pukulan ke Ac karena merasa dipermalukan atas perbuatannya. Akibat pukulan itu Ac mengalami luka memar dibagian lengan kanan, paha dan perutnya. Melihat ada keributan, salah satu warga menghubungi pihak kepolisian.
Tak lama berselang polisi datang dan langsung membawa mereka ke Polsekta Pontianak Utara. "Saya belum sempat ngapa-ngapain di kamar,” bela Ac. Teman saya itu hanya mau membantu saja,” lanjutnya. Dikatakan Ac, ia dan Ah, merupakan teman baik bahkan dulu sewaktu duduk di bangku sekolah, sempat pacaran namun kandas setelah Ac menikah dengan Lie.

CERITA TANTE

Kali ini alamatkonyol.blogspot.com akan memostingkan cerita "Dua tante-tante yang bernama Rina dan Siska lagi ngerumpi berdua" langsung saja simak cerita tersebut.

Rina: 'Sis, guwe bingung neh. Kadang guwe lagi gak nafsu tapi suami guwe gatel dan horny mulu, jadi kepaksa guwe ladenin terus dianya'.
CERITA TANTE
Siska : 'Oh kalo guwe sih Hampir gak punya masalah kayak gitu Rin.'
Rina : 'Wah emangnya apa yang elu lakukan kalo suami elu lagi horny gitu?'
Siska : 'Biasanya si kalo guwe lagi males terus dia udah mulai grèpè2, guwe tahan napas kenceng2, terus guwe kenthut. Entar dia pasti bete trus elu aman deh.'
Malamnya Rina udah mau tidur. Dan lampu udah dimatiin. Suaminya baru keluar kamar mandi langsung mulai grépè2 pantatnya dan Rina langsung memperagakan jurus baru yang diajarkan Siska.
Ketika Rina udah kentut, suaminya berkata, 'Loh Siska, Elu kok disini?'
TANTE SEBELAH
Pada suatu malam, Onyod dan Odah, sepasang suami-istri sedang melakukan ritual "malam jumat suci" mereka. Saking hot-nya melakukan kewajiban mulia tersebut, mereka lupa mengunci pintu kamar.
Saat sedang asyik-asyiknya Odah "fly" dan sedang "on" dalam posisi di atas perut Onyod, dibumbui dan disertai irama desahan-desahan birahi cinta membara mereka, tiba-tiba Ntong anak laki-laki mereka yang berumur 8 tahun menerobos masuk kamar, dan sempet ngeliat adegan mesra Odah menindih perut Onyod.
Nggak tau karena terkejut atau ketakutan dimarahin Bapak dan Emaknya karena udah ngeliat adegan terlarang buat bocah, Ntong pun cepet-cepet lari keluar kamar dan ngumpet di kolong meja makan.
Odah sang Emak, ngerasa bersalah juga sama Ntong, karena lupa nutup pintu waktu dia dan Onyod ngelakuin hajat malam jumatan, dan langsung berlari ke tempat Ntong ngumpet: "Jangan takut, Ntong. Emak tadi sedang usaha bikin perut Babe lu agak kempesan dikit. Pan Ntong tau, gimana perut Babe lu, buncitnya kebangeten kan...?" Kata Odah berusaha membujuk agar Ntong nggak takut, dan nggak punya pikiran macem-macem, maklum masih bocah kelas 3 SD.
Ntong rada lega, Emaknya nggak marah karena udah nerobos masuk kamar Emak dan Babenya kaga pake permisi.
Trus Ntong nanggepin omongan Emaknya: "Menurut Ntong sih percuma deh, Mak. Perut Babe kagak akan pernah kempes-kempes, karena ampir setiap pagi pas Emak ke pasar, sebelum Babe ngantor, Ntong sering liat Tante Ikoh, tante yang tinggalnya persis di sebelah rumah kita, suka tiduran di bawah perut Babe sambil mulutnya niup-niup gitu, Mak.!"

TANTE RIANA


Kota  Surabaya  makin  sunyi,  ketika  langkah – langkah  kecil  Riana  membelah  percikan  air  hujan  yang  makin  deras  jatuh  ke  bumi.  Wajahnya  yang  basah  tak  tau  lagi  basah  karena  hujan  atau  air  matanya,  kepedihan  ini  makin  membenamkan  Riana  hingga  puncak  kepedihan  tertinggi.  Akhirnya  Riana  duduk  terkulai  di  bawah  pokok  yang  rindang,  Riana  menggigil  kedinginan  air  yang  jatuh  dari  daun  di tampung  dengan  tangannya  yang  mulai  pucat.  Entah  berapa  banyak  tetesan  air  itu  tertampung  dan  meleleh  melewati  jari – jari tangannya  yang  lentik,  hingga  air  tak  lagi  menetes  dan  Riana  tertegun,  dan  menengadah  keatas  memastikan  apa  yang  terjadi.

Riana  tersentak  menatap  sosok  yang  berdiri  memayunginya,  pemuda  tampan  dengan  tatapan  penuh  iba.  Riana  berdiri  dan  berusaha  lari  dari  pemuda  yang  tidak  di kenalnya,  tapi  tangan  itu  lebih  dulu  mencekal  lengan  Riana  hingga  langkah  Riana  terhenti.

“Lepasin  aku,  kamu  siapa ?”.  kata  Riana  ketakutan.

“Tante,  disini  saja  masih  ujan ..  aku  David…”.  Jawab  pemuda  yang  ternyata  bernama  David.

“Jangan  panggil  aku  Tante …”.  Kata  Riana  ketus.

“Ok …  aku  panggil  Kakak ..  boleh ?”.  Tanya  David  sambil  melepaskan  cekalan  tangannya  karena  Riana  terlihat  kesakitan.

“Boleh ..  kamu  siapa,  mau  apa ?”.  Tanya  Riana  mulai  tenang  karena  David  terlihat  baik.

“Aku  David  kak,  dari  tadi  aku  liat  kakak  jalan  tanpa  tujuan,  mau  aku  antar  pulang?,  ini  sudah  larut  kak  nggak  baik  perempuan  jalan  sendirian  hujan  lagi..”.  Kata  David  memperhatikan  wajah  Riana  yang  mulai  pucat.

“Aku  nginap  di  hotel …”.  Jawab  Riana,  dan  membiarkan  David  mengantarkannya  ke  hotel  tempat  Riana  menginap  selama  beberapa  hari  hingga  pekerjaannya  selesai.

Malam  itu  Riana  tertidur  kelelahan  juga  kedinginan  ditambah  dengan  perasaan  yang  tak  menentu,  mimpi  pun  menemani  tidurnya  yang  tak  nyenyak,  mimpi  yang  sama  sekali  tak  indah,  mimpi  yang  melenyapkan  senyum  dibibirnya,  mimpi  yang  menghadirkan  kernyit  di keningnya.  Riana  tertidur  dengan  segumpal  asa  yang  tak  pernah  sampai  pada  singgasananya.

***



Pagi  yang  cerah,  Riana  kembali  berjalan  menyusuri  kota  Surabaya,  Riana  masih  ingin  mencari  jejak  sosok  manis  yang  selama  ini  menjadi  impiannya,  Adit  si  bronis  yang  telah  menerbangkan  angannya  ke langit  yang  tinggi,  dan  sekaligus  menenggelamkannya  ke  jurang  kepedihan  yang  dalam. Riana  masih  berharap  Adit  datang  dan  mengatakan  kalo  yang  kemaren  itu  adalah  bohong.  Ketika  Riana  menendang  sebuah  kaleng  bekas  minuman ,  kaleng  itu  mengenai  kaki  seseorang ,,

“Adow ..  sakit  tau “.   Teriak  seseorang  kepada  Riana.

“Maaf ……   kamu ?”.  Mata  Riana  menatap  sosok  pemuda  tampan  yang  semalam  mengantarnya  kembali  ke  hotel.

“Nggak  apa – apa  kak,  tadi  sih  sakit  sekarang  udah  nggak  kok “.  Jawab  pemuda  yang  tak  lain  adalah  David  sambil  tersenyum.

“Kenapa  kamu  ada  lagi  disini,  sepertinya  kamu  ngikutin  aku  terus ?”.  Tanya  Riana  curiga.

“Eh  jangan  geer  kak,  ini  daerah  kekuasaan  ku,  tuh  aku  tinggal  di dalam  sana,  jadi  ini  daerah ku,  kakak  yang  orang  baru  di sini”.  Jawab  David  sambil  menunjuk  gang  kecil  .

“O  gitu ,, baik  aku  cuma  numpang  lewat,  permisi “.  Kata  Riana  sambil  bergegas  meninggalkan  David.

“Silahkan ..  tapi  ngomong – ngomong  kakak  ke sini  mau  cari  apa  ya?”.  David  mengikuti  langkah  kaki  Riana  dan  mulai  melancarkan  partanyaan  awal.

“Cari  Adit …”.  Jawab  Riana  tanpa  sadar .

“O ..  Adit ,,  dia  dah  punya  pacar  kak,  ma  aku  aja  mau  gak?  aku  masih  zendiri kak,,”.  Kata  David  tersenyum  menggoda.

“Mangnya  kamu  kenal  ma  Adit,  kenal  juga  enggak  kalee ?.  Kata  Riana  lagi

“Kenal  dong,  temen  ku itu  kak,  dia  yang  suruh  aku  ngikutin  kakak  semalam ……”.  David  keceplosan  omong  dan  langsung  membekap  mulutnya  sendiri.

“Temennya,,,,  kenapa  tidak  bilang  dari  tadi,  ayo  kamu  temenin  aku  jalan – jalan “.  Kata  Riana  dengan  senyuman  yang  mulai  mengambang  di bibirnya.

“Kenapa  kakak  suka  ma  Adit?  zuami  kakak  mana? ..  “.  Tanya  David  bertubi – tubi.

“Adit  ganteng  kaya  skuteng,  zuami ku  dah  ilang ..”.  Jawab  Riana  seenaknya.

“Kalo  ilang  di cari  to  kak,  aku  juga  ganteng  kan  kak…?”.  Tanya  David  lagi  hingga  Riana  ketawa  ngakak.

“Kamu  lucu  juga  ya,,  pantes  jadi  badut …”.  Jawab  Riana  asal.

“Terzerah  kakak,  yang  penting  kakak  tertawa  gak  nangis  kayak  semalam..”  Kata  David  lagi  dengan  wajah  lucu.

Pertemuan  Riana  dengan  David  mampu  mengobati  luka  hati  Riana,  keluguan  dan  kelucuan  David  sedikit  demi  sedikit  menghapus  bayangan  Adit  dari  pikiran  Riana.  Beberapa  hari  selanjutnya  Riana  selalu  di temani  oleh  David,  walaupun  David  lucu  tapi  memiliki  pemikiran  yang  lebih  dewasa.  Seperti  pagi  itu  ketika  mereka  menikmati  pagi  di taman  kota.

“Dek,  menurut  kamu  aku  harus  gimana  ya ..”.  Tanya  Riana  dengan  wajah  yang  murung.

“Kakak  cantik,  bibir  kakak  sexy,  ku  pazrah  ma  kakak  mau  di apain  juga  boleh,,  terzerah  kakak..”. Jawab  David  yang  betul – betul  gak  nyambung,  tapi  jawaban  itu  membuat  wajah  murung  Riana  kembali  berseri  karena  tawa  yang  lepas  landas .

“Aku  bukan  tanya  itu  dek,  aku  tanya  harus  bagaimana  lagi  melanjutkan  hidup  ku  ini..”.  Kata  Riana  menegaskan  pertanyaannya,  tapi  wajahnya  sudah  tidak  murung  lagi.

“Kakak  cari  zuami  baru,  tapi  jangan  Adit  dia  cuma  mau  ngabisin  uang  kakak …  aku  boleh  daftar  gak  kak ..?”.  Jawab  David  lugu  tapi  tawa  Riana  lepas  lagi.

“Ya  udah,  kamu  benar  aku  harus  cari  suami  lagi,  bukan  Adit   bukan  juga  kamu ..”.  Kata  Riana  tersenyum

“Terzerah  kakak,  yang  penting  kakak  bahagia ..”.  kata  David  lagi  dengan  mimik  yang  kecewa.

“Dek,  kamu  jangan  kayak  gitu,  sini  aku  sun  kening  kamu,  ini  ciuman  sayangku  buat  kamu,  siang  ini  aku  kembali  ke jakarta..”.  Kata  riana  sambil  mendaratkan  ciumannya  di  kening  David.

“Ya  kak,  sini  aku  cium  bibir  kakak  yang  sexy …….. ……….  “. David  mencoba  merangkul  Riana,  tapi  riana  udah  keburu  kabur  menjauh  dari  jangkauan  David  yang  lucu.  David  pun  tersenyum  menatap  bayangan  Riana  yang  sudah  menemukan  keceriaannya  kembali.

David  merelakan  dirinya  menjadi  tempat  curahan  hati  sang  Tante  yang  sudah  terluka  hatinya  oleh  sahabatnya  Adit.  David  sebenarnya  sudah  ingatkan  Adit  untuk  tidak  bermain – main  dengan  wanita  yang  sudah  dewasa,  tapi  namanya  juga  Adit  si  pengembara  cinta  semua  mau  di embat.  Sebenarnya  David  juga  sudah  jatuh  cinta  pada  sang  Tante,  yang  tidak  mau  di panggil  Tante  alasannya  cuma  Adit  yang  boleh  gunain  panggilan  itu, tapi  ya  sudahlah ” ketika  mimpi  mu  “..…  ( jadi  nyanyi  deh …).


***

Akhirnya  Riana  kembali  ke  Jakarta,  kembali  pada  dudanya  Heru.  Langkah  ini  di ambil  setelah  melewati  pergulatan  seru  antara  Riana  dan  hatinya,  kegelisahan  hati  mendatangkan  perdebatan  panjang,  perdebatan  yang  melelahkan,

“Nggak  pantas  kamu  larut  dalam  kesedihan  seperti  ini,  hanya  karna  anak  kecil  itu  kamu  biarkan  air  mata  kamu  mengalir  deras,  tangisan  yang  sia – sia.  Masih  banyak  tempat  untuk  kamu,  bukan  disini  menangisi  masa  lalu …   lihat  wajah  kamu  kusam,  diri  kamu  berantakan,  tubuh  kamu  kurus,  coba  ingat  kapan  terakhir  kamu  makan  dengan  lahap …”.  Suara  entah  dari  mana  asalnya  menggema  memenuhi  gendang  telinga  Riana.

“Menurut  kamu  aku  harus  bagaimana ?..”.  Tanya  Riana  sendu  dan  mulai  merasakan  lapar  di perutnya.

“Banyak  pilihan  untuk  kamu,  pilihan  terbaik  kembali  pada  Heru,  kamu  aman  bersamanya,  kamu  cantik,  kamu  cerdas,  kamu  mandiri,  gunakan  semua  itu,  dan  yang  harus  kamu  lakukan  kembali  pada  yang  Memiliki  kamu,  kepada  yang  telah  Menganugerahkan  semua  kebaikan  kepada  kamu,  kamu  telah  melupakan- Nya.  Lihat  hatimu  kotor  di penuhi  sampah  duniawi,  hingga  aku  tak  mampu  menembus  tebalnya  kotoran  itu,  hingga  aku  hanya  bisa  menatap  mu  dari  tempat ku  yang  kian  terjepit …”.  Suara  itu  semakin  kuat  membahana.

“Iya ……….. “.  Bisik  Riana  lirih,  dan  air  mata  mulai  berjatuhan.

“Tugas  ku  selesai,  kamu  sudah  lihat  jalan  mana  yang  seharusnya  kamu  tempuh,  jangan  biarkan  hati  kamu  kalah  oleh  dunia  ini,  dunia  ini  sangat  tidak  pantas  untuk  kamu  cintai …”.  Suara  itu  kian  memudar.

“Kalau  aku  butuh  kamu,  kemana  aku  harus  mencari  mu …”.  Riana  mulai  tersentak  dan  merasakan  kehilangan.

“Aku  selalu  ada  di  pojok  hati mu …  aku  selalu  ada ..  aku  salalu  ada …”.  Dan  suara  itu  benar – benar  lenyap.

Entah  kenapa,  tiba – tiba  saja  semangat  Riana  kembali  tumbuh,  Riana  merasakan  rindu  yang  memuncak  pada  yang  Memiliki  hidup,  Riana  merasakan  getir  karena  telah  melupakan-Nya,  Riana  ingin  kembali,  kembali  dalam  kedamaian.  Perlahan  Riana  menemukan  arah  yang  seharusnya  ia  ambil  dari  kemaren – kemaren.



***



Jakarta  menyapa  kehadiran  Riana  dengan  ramahnya,  di tambah  dengan  tugas  yang  Riana  lakukan  sangat  memuaskan,  hingga  Heru  tak  segan  memberikan  pujian  pada  bekas  istrinya  ini. Riana  tak  mau  buang – buang  waktu,  ia  langsung  ke  salon  ,  menikmati  makanan  yang  enak,  Riana  mengelilingi  kota  Jakarta  menghirup  udara  kebebasan  yang  telah  lama  tak  di lakukannya.

Kecantikan  Riana  kembali  seperti  semula,  di tambah  dengan  bathin  yang  tak  lagi  resah.  Hari – hari  Riana  kembali  di sibukkan  dengan  aktifitas  rutin  seperti  yang  dulu  ia  lakukan  sewaktu  masih  menjadi  istri  Heru,  Riana  mengambil  alih  tugas – tugas  dari  kantor  Heru.  Riana  kembali  menjadi  tangan  kanan  nya  Heru.

Semakin  hari  Heru  makin  tersentak  dengan  keberadaan  Riana,  hati  Heru  mulai  merasakan  getar  yang  aneh  setiap  kali  menatap  mata  Riana  yang  semakin  di tatap  semakin  indah.  Heru  mulai  mengingat  kenangannya  bersama  riana,  kenangan  yang  sudah  lama  tersimpan  jauh  di  lubuk  hati.

“Sayank , ntar  kalo  kita  nikah  kamu  mau  masakin  aku  apa ..?”.  Itu  pertanyaan  Heru  dulu  sewaktu  masih  pacaran  dengan  Riana.

“Ku  gak  bisa  masak, ..  “.  Jawab  Riana  pelan.

“Ya  udah,  ntar  masaknya  rebusan  aja  semua..”.  Kata  Heru  sekedar  menyenangkan  hati  Riana.

Dan  pernikahan  sederhana  itu  pun  terlaksana,  pernikahan  yang   penuh  do’a  dan  harapan.  Sepuluh  tahun  pernikahan  yang  di penuhi  oleh  pergulatan  ekonomi,  tiap  hari  Riana  harus  bekerja  pagi  hingga  malam,  tak  jauh  beda  dengan  Heru  yang  terus  menekuni  pekerjaan  yang  ia  cintai.  Karena  kesibukan  itu  hingga  mereka  berdua  tidak  mempersoalkan  tidak  hadirnya  buah  hati  di tengah  keluarga.  Hingga  tahun  ke  tujuh  pernikahan  itu,  ekonomi  mulai  membaik,  tapi  kesibukan  bukannya  mereda  tetapi  malah  semakin  padat  hingga  pertemuan  mereka  berdua  pun  bisa  dihitung  dengan  hitungan  jam.  Hingga  perselisihan  itu  mulai  ketika  datang  orang  ketiga,  Fanny  merebut  hati  Heru  dengan  kelembutannya,  dan  Heru  mulai  mencari  alasan  untuk  bisa  menikah  dengan  Fanny.  Dengan  kejamnya  Heru  mengatakan  kalau  ia  ingin  memiliki  anak,  Riana  memberi  ijin  untuk  menikah  dengan  Fanny  tapi  sebelumnya  ceraikan  dulu  dirinya,  karena  bagaimanapun  ia  tetap  perempuan  yang  tidak  bisa  berbagi  cinta  dengan  wanita  lain.

Perceraian  itu  pun  tidak  bisa  di elakkan  lagi,  Riana  menangis  karena  dirinya  telah  merasakan  bahwa  Heru  akan  mendampinginya  hingga  akhir  hayat.  Ternyata  takdir  berkehendak  lain,  Riana  bisa  saja  menerima  Fanny  sebagai  madunya ,  tapi  Riana  terlanjur  sakit  dengan  kata -kata  yang  di lontarkan  Heru  padanya.  Heru  mengatakan  Riana  mandul,  hingga  kesabaran  Riana  pun  habis.

Namun  sekarang,  pesona  Riana  kembali  menghipnotis  Heru,  apalagi  Fanny  tak  kunjung  hamil,  dan  bisanya  hanya  berdiam  di rumah  tanpa  aktifitas  yang  bisa  membantu  Heru.  Heru  sudah  pernah  mengajak  Riana  rujuk,  tapi  sampai  saat  ini  Riana  masih  bungkam  belum  memberikan  jawaban  pasti,  hingga  malam  itu  Heru  bisa  mengajak  Riana  makan  malam  berdua,  itu  juga  dengan  sedikit  trik  bo’ong.

“Lho,  kita  kok  malah  kesini  kak ?”.  tanya  Riana  heran  karena  Heru  membelokkan  mobil  yang  di kendarainya  masuk  ke  parkiran  sebuah  Resto  yang  unik.

“Iya,  temani  aku  makan  dulu,  aku  lapar  dari  tadi  siang  belum  makan..”.  Tuh  kan  keliatan  banget  bo’ongnya.

“Baik,  tapi  kasian  Fanny  lo,  sendiri  di  rumah,  kamu  malah  makan  ma  aku ..”.  Kata  Riana  mengingatkan  Heru  pada  istrinya.

“Udah,  aku  dah  sering  ajak  Fanny  makan  di luar,  kamu  yang  belum  pernah  ku ajak..”.  Jawab  Heru  membuat  Riana  terdiam.

Kecanggungan  antara  mereka  berdua  terasa  sekali,  hingga  diam  pun  meraja  hingga  makanan  tersaji  di depan  mereka.  Makanan  kesukaan  Riana  sengaja  di pesan  oleh  Heru.

“Kamu  masih  suka  kan  sama  Gurame  bakar  ini ?”.  Tanya  Heru  sambil  meletakkan  potongan  yang  besar  di piring  Riana.

“Masih  lah,…..  “.  Jawab  Riana  tanpa  basa – basi  dan  langsung  menyantap   daging  ikan  bakar  yang  gurih  itu.

“Kalau  aku,  kamu  masih  suka  tidak …?”.  Tanya  Heru  pelan  sambil  memperhatikan  Riana  yang  makan  dengan  lahapnya,  pertanyaan  Heru  membuat  Riana  terbatuk,  dan  harus  menenggak  segelas  teh  manis.

“Maksud  kamu  apa …?”.  Tanya  Riana  setelah  batuknya  reda.

“Maksud  ku,  kamu  tinggal  di rumahku,  tapi  kamu   masih  berstatus  janda  ,  apa  itu  tidak  mengganggu  kamu ?”.  Tanya  Heru  lagi.

“Ini  jakarta  kak,  bukan  kampung,  lagian  aku  tidur  di kamar  tamu  di bawah,  atau  kamu  merasa  keberatan  dengan  keberadaan ku,  baik  besok  aku  cari  kontrakan “.  Kata  Riana  mulai  merasa  tidak  nyaman.

“Bukan  begitu  Riana,  aku  masih  cinta  sama  kamu,  aku  mau  kita  kembali  menjadi  pasangan  suami  istri  seperti  dulu…”.  Kata  Heru   berusaha  meraih  tangan  Riana.

Riana  diam  tak  bergeming,  matanya  perlahan  mulai  buram,  air  mata  mulai  jatuh  perlahan  menetes di pipinya  yang  indah.

“Kamu  mengapa  menangis?,  kalau  kamu  tidak  mau  tidak  apa – apa,  aku  tidak  akan  memaksa  …”.  Kata  Heru  gelisah  melihat  air  mata  Riana  yang  jatuh  tak  terbendung.

Riana  sibuk  dengan  air  matanya  yang  kian  deras,  hingga  Riana  tak  mampu  berkata – kata.  Heru  diam  menunggu  Riana  tenang,  makan  malam  yang  tadinya  di  harapkan  manis  dan  romantis,  eh  malah  jadi  kacau  begini,  Heru  menyesal  kenapa  tidak  bisa  menunggu  hingga  mereka  makan  dulu  sampai  kenyang.

“Sudah  nangis nya …  sekarang  kamu  mau  lanjut  makan  atau  langsung  pulang,  kata – kata  ku  tadi  tidak  usah  di pikirkan “.  Kata  Heru  menenangkan  Riana.

“Aku  belum  kenyang ..”.  Jawab  Riana  sambil  mulai  menyantap  hidangan  yang  ada  di depannya.

“Baik ,  kita  makan  lagi ..” .  Kata  Heru  tersenyum  melihat  Riana  mulai  makan  lagi  dengan  lahap.

“Masalah  yang  tadi  kak,  sebenarnya  aku  dah  nunggu  lama,  bahkan  terlalu  lama ..”.  Kata  Riana  cuek.

“Kalau  gitu,  kenapa  nangis ..?”.  Tanya  Heru  semangat.

“Habis  nya,  aku  terharu,  aku  sedih,  bahagia,  kamu  bisa  liat  aku  lagi,  walaupun  sudah  ada  Fanny  di samping  kamu.” . Jawab  Riana  tenang.

“Ya  udah,  aku  akan  urus  semuanya,  kamu  tinggal  tau  beres,  masalah  Fanny  terserah  kamu,  kalau  kamu  minta  aku  untuk  menceraikan  Fanny,  aku  akan  lakukan  itu”.  Kata  Heru  lagi.

“Jangan,  biarkan  Fanny  tetap  di posisinya  sekarang,  aku  akan  coba  untuk  ikhlas  berbagi  dengan  dia,  aku  sudah  rasakan  bagaimana  tidak  enaknya  menjadi  janda,  aku  tidak  mau  Fanny  merasakan  hal  yang  sama,  cukup  aku  “. Jawab  Riana  membuat  Heru  tertegun.

Akhirnya  makan  malam  itu  menjadi  titik  balik  kehidupan  mereka  berdua,  cinta  kembali  hadir  bersemi  di  hati,  lagu  merdu  mengalun  perlahan  di balik  relung  hati  terdalam,  menghangatkan  malam  yang  semakin  sunyi.  Kemesraan  yang  pernah  hilang,  kini  kembali  datang  menyapa,  di antara  tangisan  dan  air  mata  Riana  yang  jatuh  bangun  mengejar  cinta,  ternyata  cinta  itu  dekat  teramat  dekat,  namun  Riana  tak  menyadarinya.

Hidup  ini  akan  indah  pada  waktunya,  begitulah  jika  kita  mampu  sedikit  bersabar  menunggu  waktu  ketika  bahagia  itu  menyapa.  Dan  Riana  kembali  menemukan  bahagia  yang  selama  ini  ia  cari.